Takhrij Hadits
Arba’in Nawawi No 8
Oleh : Hasnan Adip Avivi
I.
Pendahuluan
Puji syukur kami kepada allah
yang memberikan kehidupan dan peluang buat kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah singkat ini tepat pada waktunya,shalawat salam buat nabi sekalian alam
yakini Muhammad SAW yang telah mengajarkan islam untuk keselematan untuk setiap
insan
Baiklah, Buat para mahasiswa
sekalian karena saat ini kita sudah disuguhkan dengan kajian ilmu Hadits maka
kami sedikit mengutarakan sedikit perihal isi makalah kami ini yang semoga ada
manfaatnya buat kita, dan apabila ada kesalahan baik dalam penulisan atau
lainnya terlebih dahulu kami pemakalah mengucapkan ribuan mohon maaf yang
setulusnya.
Ilmu tarjih adalah bagian dari
cabang ilmu Hadits sendiri yang berbicara tentang “ menguatkan “ baik itu
menguatkan nash, hadits, ijma’, qiyas, maupun yang lainnya agar tidak ada
kelemahan dalam pengamalan hukum yang dikeluarkan oleh berbagai metode tadi, sehingga
tidak lagi ada keraguan bagi pengamalnya, namun untuk mencapai kesemuaan diatas
kita juga perlu melihat bagaimana kriteria yang dibuat ulama terdahulu suapaya
kita dapat melaksanakannya dan mengeluarkan hukum dari setiap permasalahan yang
ada dihadapan kita
Mungkin demikianlah sekedar
pendahuluan dari kami semoga kita dapat membahas makalah ini dengan sukses, lebih
dan kurang kami mohon maaf serta kami berharap adanya kritik dan saran dari
para peserta yang bersifat membangun dan menambah kajian keilmuan kita khusus
dibidang mata kuliyah ini,
II. Takhrij Hadits Arba’in Nawawi
A.
Ar’bain Nawawi
a.
Hadits
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى
يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ،
وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا
مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ
عَلَى اللهِ تَعَالىَ [رواه البخاري ومسلم ]
Dari Ibnu Umar
radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah bersabda : Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak tuhan selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat. Jika
mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali
dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah (Riwayat Bukhori dan Muslim).[1]
a.
Asbbul
Wurud
Hadits ini
dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah rakyatnya ada yang
kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk diantaranya
mereka yang menolak membayar zakat. Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya
berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha
Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…seperti hadits
diatas”. Maka berkatalah Abu Bakar: “Sesungguhnya zakat adalah haknya
harta”, hingga akhirnya Umar menerima
dan ikut bersamanya memerangi mereka.[2]
b.
Makna
Mufrodat
أُمِرْتُ Aku diperintahkan : أُقَاتِلَ
(Aku)diperintahkan
:
عَصَمُوا Mereka Terlindung : دِمَاءُ, Bentuk jamak :
دم
(Darah)
B.
Sahih Muslim
Di sini saya
akan mengunakan tahrij sanat yang mempunyai redaksi sama pada hadits di atas
yang di riwayatkan oleh Sahih Muslim :
a.
Hadits
حدثنا أبو غسان المسمعى مالك بن عبد الواحد حدثنا
عبد الملك بن الصباح عن شعبة عن واقد بن محمد بن زيد بن عبد الله بن عمر عن أبيه
عن عبد الله بن عمر قال قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- « أمرت أن أقاتل الناس
حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة
فإذا فعلوا عصموا منى دماءهم وأموالهم إلا بحقها وحسابهم على الله » ( رواه مسلم )
Diriwayatkan
dari Abu Ghusan al-Masma’i Maliki bin Wahid diriwayatkan dari Abdul Malik bin
As-Subhi dari Su’bah Dari Waqid bin Muhammad bin yazid bin Abdullah bin Umar
Dari Abihi Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma. Sesungguhnya Rasulullah bersabda :
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak
tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka
akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada
Allah (Riwayat Bukhori dan Muslim).[3]
b.
Rawi
Hadits
1.
Abdullah bin Umar
Abdullah bin
Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui, (Abu Abdurahman al-Maliki al-Madani).
Beliau adalah rawi Hadits dari kalangan sahabat, beliau meningal pada tahun 73
Hijriyah.[4]
2.
Muhammad bin yazid bin Abdullah
Muhammad bin
yazid bin Abdullah bin Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui al-‘amri al-Madani,
(walid Umar bin Muhammad bin Yazid), Beliau adalah tabi’in dari golongan
pertengahan, diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain
imam Bukhari, imam Muslim dan Abi Dawud, beliau adalah orang yang tsiqah, Beliau
juga mempunyai guru yaitu Abdullah bin Zubair bin ‘umi dan Abdullah bin Abbas.[5]
3.
Waqid bin Muhammad bin yazid bin Abdullah
Waqid bin
Muhammad bin yazid bin Abdullah bin Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui
al-‘amri al-Madani. (Walid ‘usman bin Waqid), beliau hidup semasa dengan tabi’in
junior, diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam
Bukhari, imam Muslim dan Abi Dawud, Beliau adalah orang tsiqoh, Beliau juga
mempunyai guru yaitu Sufyan bin Salim dan Abdullah bin Maliki.[6]
4.
Su’bah
Su’bah bin
Hajaj bin Warid al-‘ataki[7],
Beliau adalah termasuk dari seniornya pengikut tabi’in, diantara orang-orang yang
meriwayatkan dari beliau antara lain imam Bukhari, imam Muslim dan Abi Dawud,
Beliau meningal pada tahun160 hijriyah di Basrah, Beliau adalah orang yang
tsiqoh, hafid, mutaqin, diantara guru beliau yaitu Aban bin ta’lib, ibrohin bin
umar bin Mas’ud al-Jamahi dan adapun yang lainya.[8]
5.
Abdul Malik bin Subah
Abdul Malik bin
Subah al-Musama’i (Abu Muhammad as-son’ani al-Basari), Beliau meningal pata
tahun 200 hijriyah teptnya di kota basrah, diantara orang-orang yang
meriwayatkan dari beliau antara lain imam Bukhari, imam Muslim dan Ibnu Majah,
Beliau adalah orang yang jujur, Beliau juga mempunyai guru yaitu Su’bah bin
Hajaj, Abdullah bin ‘aun dan yang lainya.[9]
6.
Abu Ghusan al-Masma’i Malik
Malik bin Adbul
Wahid, Abu Ghusan al-Masma’i, al-Basri, Beliau adalah murid senion dari
pengikut tabi’in, beliau meningal pada tahun 230 hijriyah. diantara orang-orang
yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam Muslim dan Abi Dawud, Beliau
juga mempunyai guru yang bernama Wahab bin Hariri bin Hayim, Muhammad bin Abi ‘adi
dan yang lainya.[10]
c. Faedah
Hadits
1. Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka
selamat.
2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan
memerangi mereka yang menolak membayar zakat.
3. Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan
darah kaum muslimin.
4. Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia
melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti :
Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan
sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5. Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang
mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.
6. Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah
dan menjalankan syari’atnya.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan
menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi
dilimpahkan kepada Allah.[11]
III. Kesimpulan
Hadits di atas
menerangkan tentang perintah memerangi manusia yang tidak melaksanakan shalat
dan mengeluarkan zakat.
Hadits ini
dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, pada saat sejumlah rakyatnya
ada yang kembali kafir.
Rowi ‘ala di
atas yang diriwayatkan oleh imam muslim yaitu Abdullah bin Umar bin Khatab
al-Quraisy al-‘adui, (Abu Abdurahman al-Maliki al-Madani).
Adapun faidah dari hadits di atas yaitu antara lain Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan
menjalankan syari’atnya, Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang
zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang
tersembunyi dilimpahkan kepada Allah
Daftar Pustaka
Maktabah Syamilah
Muzi (al), Yusuf bin Zaki Abdurahman Abu Hajaj, Tahdibu al-kamal, musasatu al-risalah, Bairut, 1980-1400.
Naisaburi (al). Abu Hassan
Muslim bin Hajaj bin Muslim al-Qasairi , al-Jami’u Sahih al-Musama Sahih
Muslim, Dar al-jaili, Bairut, tth.
Stafi’ (as). Ahmad bin ‘ali bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani, Taqribu
al-Tahdib, Darul fiker, Bairut, 1984-1404.
‘Ied Ibnu Daqiqil, Syahrul Arba’ina Haditsn
An-Nawawiyah, Media Hidayah Yogyakarta, tth, ttp
[1] Maktabah
Syamilah. Juz 1 hal 26
[2]Ibnu
Daqiqil ‘Ied, Syahrul Arba’ina Haditsn An-Nawawiyah, (Media Hidayah
Yogyakarta, tth, ttp). hal 16
[3]Abu Hassan Muslim
bin Hajaj bin Muslim al-Qasairi al-Naisaburi, al-Jami’u Sahih al-Musama
Sahih Muslim, (Dar al-jaili, Bairut, tth). Juz 1, hal 39
[4] Ahmad bin ‘ali
bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib, (Darul
fiker, Bairut, 1984-1404). Juz 9 hal 159
[5] Ahmad bin ‘ali
bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib. Juz 6
hal 356
[6] Yusuf bin ZakiAbdurahman
Abu Hajaj al-muzi, Tahdibu al-kamal, (musasatu al-risalah, Bairut,
1980-1400). Juz 3, hal 414
[7] Dia adalah
bubak yang dimerdekakan oleh Zazid bin Mahalib
[8] Yusuf bin
ZakiAbdurahman Abu Hajaj al-muzi, Tahdibu al-kamal. Juz 4, hal 297
[9] Ahmad bin ‘ali
bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib. Juz 18,
hal 331
[10] Ahmad bin ‘ali
bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib. Juz 20,
hal 247
[11] Yusuf
bin ZakiAbdurahman Abu Hajaj al-muzi, Tahdibu al-kamal. Juz 20 Hal 356
0 komentar:
Posting Komentar