Oleh:
Hasnan Adip Avivi,
I.
Pendahuluan
Segala puji bagi
Allah yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tak berbilang sehingga penulis
selalu dapat mengambil pelajaran dari semua ciptaan-Nya. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Muhammad Ṣalla Allah ‘Alaihy wa Sallam
yang telah menerima mu’jizat terbesar di jagat raya yang dapat dipakai sebagai rujukan berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang tak akan habis dimakan zaman, yaitu al-Qur’an
al-Karim.
Allah telah
menciptakan alam semesta dengan luar biasa. Al-Qur’an merupakan dasar pertama dan utama
yang berisi informasi dan petunjuk yang mengarahkan manusia ke pemahaman yang
benar termasuk di dalamnya pemahaman tentang pergerakan Matahari, dan juga
matahari menjadi sumber acuan iklim, pergantian tahun, dsb.
Penulisan ini tujuan untuk mengetahui tentang matahari dan juga
pergerakanya menurut al-Qur’an dan juga
ilmu sains.
Penulis juga berharap ada kritik dan saran dari dosen pengajar dan
juga para teman-teman semua.
II Matahari Dan Penjelasanya Dalam al-Qur’an Dan
Sains
A. Pengertian Matahari
Matahari dalam Bahasa Arab adalah الشمس. Dalam Kamus
Besar Bahasa
Indonesia matahari diartikan sebagai suatu benda angkasa yang menjadi pusat
tata surya yang berisi gas dan mendatangkan terang dan panas pada bumi saat
siang hari.[1]
Matahari sebagai pusat tata surya,
Matahari juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Nicolaus
Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa Matahari adalah
pusat peredaran tata surya pada abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh
Galileo Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal
dengan namaheliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat
tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemeus.
Bentuk dari matahari itu sendiri bulat dan terdiri dari plasma
panas bercampurmedan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109
kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa
Bumi). [2]
Adapun
ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan penjelasan diatas yaitu:
1. Surat al-Furqān ayat 61.
تَبَارَكَ
الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا
مُّنِيرًا [٢٥:٦١][3]
Maha
Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan
juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.
2. Surat ash-Shams
ayat 1-2.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا [١]
وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا [٢][4]
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari.
dan
bulan apabila mengiringinya
Beberapa ayat di atas memunculkan jawaban bahwa
pengertian yang sifatnya sain di atas
adalah benar yang sudah tercantum di dalam al-Qur’an.
dapat ditarik kesimpulan bahwa
matahari adalah suatu benda yang berada di angkasa yang menjadi pusat dari tata
surya dan bias menghasilkan panas. Pengertian ini selaras dengan ayat-ayat
al-Qur’an diatas.
B.
Ayat al-Qur’an Tentang
Matahari Dan Penjelasanya
1. Peredaran Matahari dan Bumi
Dalam teori peredaran ini banya pendapat
yang mengatakan bahwa bumi itu mengelilingi matahari dan ada banyak juga yang
berpendapat bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. Dalam pembahasan tersebut
kami mengambil ayat al-Qur’an yang mengatakan bahwa mataharilah yang mengitari
bumi. Dalam surat yāsin ayat 38:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ
لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ
الْعَلِيمِ [٣٦:٣٨]
dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ø Penjelasan
Dalam ayat diatas menunjukkan bahwa
mataharilah yang mengelilingi bumi. Dalam tafsir kemenag ayat diatas
ditafsirkan bahwa matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi
berada berada di depannya dan juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan
beredar mengelilingi matahari. Pendapat ini berasal dari ilmu falak.[5]
Kata تَجْرِي
merupakan fi’il muḍāri’, yang artinya pergi, berjalan, beredar,
atau mengalir. Karena disini subjeknya adalah matahari, maka maknanya yang
tepat adalah beredar, dalam arti bahwa matahari itu beredar menuju tempat
pemberhatiannya. Matahari yang merupakan sebuah bintang yang besar yang
bertetangga dengan planet bumi tidaklah berdiam saja di suatu tempat melainkan
bergerak dan beredar pada garis edarnya.[6]
tempat peredaran matahari, dibawah ‘Arsh
dekat kearah bumi dari sisi tersebut. Dimanapun berada matahari dan seluruh
mahluk berada dibawah ‘Arsh. Terjadi penambahan yaitu tempat berdiamnya
matahari. dari penjelasan di atas.[7]
2. Pergantian
Siang Dan Malam
Dalam
masalah ini sering terjadi kesalah fahaman tentang terjadinya pergantian siang
dan malam. Seperti pada surat Fuṣṣilat
ayat 37,
وَمِنْ
ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ
لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ
وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ
ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang,
matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah
Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
Ø Penjelasan
Diantara tanda-tanda kebesaran Allah ialah adanya malam
sebagai waktu istirahat, siang untuk bekerja dan berusaha, matahari yang
memancarkan sinarnya dan bulan yang bercahaya. Allah juga yang
mengatur jalannya planet-planet pada garis edarnya, sehingga dapat diketahui
perhitungan tahun, bulan, hari, dan waktu.[8]
Ini menunjukkan bahwa Allah lah
yang hanya bisa berkuasa di alam semesta ini dengan bukti dijadikannya malam
dan siang, dijalankan planet-planet dengan teratur, dan lain-lain.
Setelah
Allah menerangkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, Allah kemudian
memperingatkan hamba-hambanya agar jangan sekali-kali bersujud kepada
tanda-tanda kebesarannya.[9]
Allah lah penguasa alam semesta ini, matahari dijadikan
bercahaya dan bersinar, bulan dijadikan bercahaya, dijadikannya malam dan siang
yang silih berganti saling berganti tanpa lelah, dan sebagainya. Setelah itu
juga Ibnu kathīr melanjutkan penafsirannya tentang ayat diatas yaitu larangan
berbuat syirik kepada Allah dengan menyekutukan-Nya dengan menyembah
ciptaan-ciptaannya, karena itu tidak ada manfaatnya.[10]
C. Dampak Positif
Dan Negativ Energi Matahari
1.
Dampak
Positiv
Ø Fotosintesis
Fotsintetis sangat di butuhkan
untuk Tumbuhan. Apabila tumbuhan
tersebut tidak mendapatkan sinar matahari maka akan menjadi pucat dan lemas, meskipun
cukup mendapat panas. fotosintesis terjadi didaun hijau. Disini terjadi
pembentukan gula dari air dan gas asam arang. Terkenal dengan nama asimilasi
zat karbon.
Ø Dapat
menghasilkan vitamin D.
2. Dampak Negativ
Bahaya
Sinar Uv Padakulit Dan Mata
Sinar UV juga bisa membuat kulit tidak mulus karena menebal atau menipis.
Bisa juga muncul benjolan-benjolan kecil yang ukurannya bervariasi.
Radiasi sinar UV pada mata akan menyebabkan terjadianya reaksi oksidasi
pada lensa mata yang akan menimbulkan kekeruhan pada lensa sehingga timbullah
penyakit katarak penyakit yang disebut katarak.
III
Kesimpulan
Matahari diartikan sebagai suatu benda angkasa yang menjadi pusat
tata surya yang berisi gas dan mendatangkan terang dan panas pada bumi saat
siang hari. Bentuk dari matahari itu sendiri bulat dan terdiri dari plasma
panas bercampurmedan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109
kali diameter Bumi
matahari berjalan sambil berputar
pada sumbunya, sedang bumi berada berada di depannya dan juga berjalan sambil
berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari.
tanda-tanda kebesaran Allah ialah adanya malam sebagai
waktu istirahat, siang untuk bekerja dan berusaha, matahari yang memancarkan
sinarnya dan bulan yang bercahaya. Allah juga yang
mengatur jalannya planet-planet pada garis edarnya, sehingga dapat diketahui
perhitungan tahun, bulan, hari, dan waktu. Ini menunjukkan bahwa Allah lah yang hanya bisa berkuasa di alam
semesta ini dengan bukti dijadikannya malam dan siang,
Adapun efek positiv yang ditimbulkan dari sinar matahari
yaitu. Fotosintesis, Dapat menghasilkan vitamin D dan dampak negativnya yaitu, Bahaya Sinar Uv Padakulit Dan Mata.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an
Damashqiy
(al). Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr , Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm,
terj. M. Abdul Ghaffar, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004)
KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kementerian
Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya,
(Jakarta: Kementerian Agama, 2010)
[1] Lihat di KBBI.
[2] http://islamsainsblog.blogspot.sg/2013/01/matahari-dalam-perspektif-islam-i.html
(Diunduh. 03-10-2015)
[6].
Ibid,,8/224.
[7]
Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm,
terj. M. Abdul Ghaffar, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004), 6/646.
[8]
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2010), 8/624
[9].Ibid,
8/625.
[10]
Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm.7/24.
0 komentar:
Posting Komentar