Mencari Ilmu Dan Penjelasan
Dalam Perspektif Hadis
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Ma’ani al-Hadis
Dosen Pengampu:
KH. Ahmad zaki Mubarok.Lc,MA
oleh:
Hasnan Adip Avivi
NIM: 2012.01.01.025
PROGRAM
STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL ANWAR
SARANG
REMBANG
2015
Mencari Ilmu Dan Penjelasan
Dalam Perspektif Hadis
Oleh: Hasnan Adip Avivi
I.
Pendahuluan
Ilmu
pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu
yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya.
Kemuliaan akan didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang
yang memburunya. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ
يَعْلَمُونَ وَاَلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah (Wahai Muhammad!): ‘Adakah sama
orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu? “
Dengan
ayat ini Allah Subḥānahu wa Ta’ālā, tidak mau menyamakan orang yang
berilmu dan orang yang tidak berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan
ilmu itu sendiri dan manfaat dan keutamaan yang akan didapat oleh orang yang
berilmu
Dalam
kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan
baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut
al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan,
kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat
diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan hanya diperoleh
dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan bagaimana
kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki. Dari sini, dengan jelas dapat
disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu
pengetahuan yang melingkupi.
Dalam
kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena
tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu
pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar
ibadah yang dilakukan tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan.
Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan
akhirat selama-lamanya.
II.
Hadits tentang Mencari Ilmu Dan
Penjelasanya
Sebelum
kita membahas hadis tentang mencari ilmu ada baiknya kita mengetahui pentingnya
Pendidikan Agama :
Tujuan
dari Pendidikan Agama ialah membimbing anak agar mereka menjadi orang Muslim
sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi
masyarakat, Agama dan Negara.
Tujuan
Pendidikan Agama tersebut adalah merupkan tujuan yang hendak dicapai oleh
setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama. Karena dalam mendidik Agama
yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh, sebab denagan
adanya keimanan yang teguh itu maka akan menghasilkan ketaaatan menjalankan
kewajiban Agama.
Adapun
tujuan akhir pendidikan Islam hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran
Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai
hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat.
Rumusan-rumusan
tujuan akhir pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan
Islam dari semua golongan dan madzhab dalam Islam.
A. Hadits Tentang Menuntut
Ilmu
حَدَ
ثَنَا هِشَاُمِ بِنْ عَمّاَرٍحَفْصُ بِنْ سُلَيْمَانَ.كَثِيْرُ بِنْ شِنْظِيْرِ,عَنْ
مُحَمَّدْ بِنْ سِيْرِ يْنَ,عَفْ أَئَفْسِ بن ما لك.قال:قال رَسُوْلُ الله صلى الله
عليه وسلم (طَلَبُ اْلِعلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. وَوَاضِعُ اْلعِلمِ
عِنْدَغَيْر اَهْلِهِ كَمُقَلِّهِ اْلَخفَازِيْرِ الْجَوْهَرَوَالُّلؤْلُؤُ وَالذَّهَبَ).
“Rasulullah Saw. Telah bersabda :
Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan orang yang meletakkan ilmu
kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang enggan untuk menerimanya dan orang
yang menertawakan ilmu agama) seperti orang yang mengalungi beberapa babi
dengan beberapa permata, dan emas”[1]
B. Pohon Sanad
رَسُوْلُ
الله صلى الله عليه وسلم
عَفْ أَئَفْسِ بن ما لك
مُحَمَّدْ بِنْ سِيْرِ يْنَ
كَثِيْرُ بِنْ شِنْظِيْرِ
حَفْصُ بِنْ سُلَيْمَانَ
هِشَاُمِ بِنْ عَمّاَرٍ
ابن مجاه
C. Mufrodat Kosa
Kata Hadist
وَ
وَضِعُ الْعِلْمِ :
Dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya orang yang menempatkan ilmu
عِنْدَ
غَيْرِ اَهْلِهِ :
Kepada orang yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
كَمُقَلِّدِ
الْخَنَازِيْرِ
: Seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan
dan akhirnya tidak ada gunanya )
D. Penjelasan Hadits
Hadits
diatas menunjukkan bahwa fardhu bagi setiap orang muslim mencari ilmu, dan
orang yang memberikan ilmu bagi selain ahlinya adalah seperti orang yang
mengalungkan babi dengan mutiara, permata dan emas. Orang yang mempunyai ilmu
agama yang mengamalkannya dan mengajarkannya orang lain seperti tanah tanah
subur yang menyerap air sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan
memberi manfaaat bagi orang lain, dan Allah juga akan memudahkan bagi
orang-orang yang selama hidupnya hanya untuk mencari, dipermudahkan baginya
jalan menuju ke surga. Dengan ilmu derjat orang tersebut tinggi dihadapan Allah
Subḥānahu wa Ta’ālā, Allah pun akan meninggikan derajatnya di dunia
maupun diakhirat nanti, seorang muslim memperbanyak mengamalkan ilmu kepada
orang lain, maka semakin tinggi pula derajatnya dihadapan Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā, dibawah ini salah satu hadits yang menunjukkan bahwa seseorang yang
menempuh suatu jalan dalam hidupnya untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mempermudahkan baginya jalan menuju surga. Selain Allah memberikan
derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat bagi orang muslim yang
mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu. Allah juga :
Seorang yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para malaikat akan
meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Jadi sangat mulai orang yang
berniat hanya untuk mencari ilmu semasa hidupnya.
Hadist
tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi setiap orang
Islam laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
dan lain lain. Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda lemah oleh imam
Syuyuti.
Adapun
hukum menuntut ilmu menurut hadist tersebut adalah wajib. Karena melihat betapa
pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan bisa
menjalani kehidupan ini tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul
muta’allim dijelaskan bahwa yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara
makhluk-makhluk Allah yang lain adalah karena manusia memilki ilmu. Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan
menerimanya, karena orang yang enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk
mengamalkan ilmu itu bahkan mereka akan menertawakannya.
Ilmu
sebagai suatau pengetahuan, yang diperoleh melalui cara-cara tertentu. Karena
menuntut ilmu dinyatakan wajib, maka kaum muslimin menjalankannya sebagai suatu
ibadah, seperti kita menjalankan sholat,puasa. Maka orang pun mencari keutamaan
ilmu. Disamping itu, timbul pula proses belajar-mengajar sebagai konsekuensi
menjalankan perintah Rasulullah itu proses belajar mengajar ini menimbulkan
perkembangan ilmu, yang lama maupun baru, dalam berbagai cabangnya. Ilmu telah
menjadi tenaga pendorong perubahan dan perkembangan masyarakat. Hal itu
terjadi, karena ilmu telah menjadi suatu kebudayaan. Dan sebagai unsur
kebudayaan, ilmu mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat
Muslim dan dihadapak Allah. Jadi ilmu juga bisa diartikan atau dijadikan
sebagai pusat dari perubahan dan perkembangan di dalam suatu masyarakat.
Kaitannya dengan hadits diatas tersebut bahwasannya ilmu telah diibaratkan
dengan keutamaan atau kelebihan Nabi yg diberikan Allah kepadanya. Begitu
tingginya derajat orang yang berilmu disisi Allah dan manfaatnya ataupun
pentingnya sangat banyak untuk perubahan-perubahan dalam masyarakat. “Sungguh
mulia orang yang berilmu, dan semasa hidupnya hanya untuk mencari ilmu adalah
agar dimudahkan dalam masuk surga Allah, Allah pun juga akan juga akan
mempermudah baginya masuk surga”.[2]
“Ibnu munir menyatakan, bahwa
keutamaan ilmu dalam hadits ini dapat dilihat dimana ilmu telah diibaratkan
dengan keutamaan atau kelebihan Nabi yang diberikan Allah kepadanya”.[3] Dengan mengetahui pentingnya
ilmu pengetahuan maka dengan ilmu tersebut hukum. Hukum Allah dapat diamalkan,
ditegakkan dan dikembangkan. Tanpa ilmu sangat mustahil, karena salah
satu kewajiban islam yang sejajar dengan semua kewajiban lainnya adalah mencari
dan menuntut ilmu. Mencari ilmu ialah wajib hukumnya bagi setiap muslim, tidak
hanya dikhususkan satu kelompok dan tidak bagi kelompok lain seperti kewajiban
sholat, puasa, zakat.
Keutamaan orang yang berilmu
sehingga melebihi orang yang ahli ibadah. Karena ibadah tanpa ilmu tidak benar
dan tidak diterima, dan untuk membuktikan keutamaan ahli ilmu ini Allah bersama
malaikat dan seluruh penghuni langit dan bumi sampai semut dan ikan bershalawat
untuk orang yang mengajari kebaikan. Keutamaan ilmu tidak terletak beberapa
ilmu yang yang didapat tetapi pada pengembangan dan pengalamannya dalam
kehidupan ataupun masyarakat.tujuan akhir seorang mu’min adalah surga. Untuk
itu seluruh ilmu yang mereka miliki diamalkan. Caranya adalah mencari dan
mengamalkan semua kebijakan tanpa merasa lelah atau capek. Seorang mu’min itu
tak akan merasa puas dan lelah dalam mencari maupun mempelajari ilmu, karena
dengan ilmu semua kebajikan dapat diraih. Selain Allah memberikan
derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat bagi orang muslim yang
mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu.
مَا مِنْ خَارِجِ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ إِلَّا
وَضَعَتْ لَهُ الْمَلَا ئِكَةُ اَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا يَصْنَعُ
“Seorang
yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para malaikat akan
meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Jadi sangat mulai orang yang
berniat hanya untuk mencari ilmu semasa hidupnya”.[4]
Keutamaan
orang yang berilmu sehingga melebihi orang yang ahli ibadah. Karena ibadah
tanpa ilmu tidak benar dan tidak diterima, dan untuk membuktikan keutamaan ahli
ilmu ini Allah bersama malaikat dan seluruh penghuni langit dan bumi sampai
semut dan ikan bershalawat untuk orang yang mengajari kebaikan. Keutamaan ilmu
tidak terletak beberapa ilmu yang yang didapat tetapi pada pengembangan dan
pengalamannya dalam kehidupan ataupun masyarakat.tujuan akhir seorang mu’min
adalah surga. Untuk itu seluruh ilmu yang mereka miliki diamalkan. Caranya
adalah mencari dan mengamalkan semua kebijakan tanpa merasa lelah atau capek.
Seorang mu’min itu tak akan merasa puas dan lelah dalam mencari maupun
mempelajari ilmu, karena dengan ilmu semua kebajikan dapat diraih. “Allah tidak
pernah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mencari sesuatu kecuali menuntut
ilmu syari’at, yang berfungsi untuk menjelaskan apa-apa yang wajib bagi seorang
mukallaf”.[5]
E. Faidah
Hadis
Dari
hadis diatas rasulullah Ṣalla Allah ‘Alaihy wa Sallam mengajarkan kepada
umatnya, agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada
orang yang menguasai ilmu tersebut, dan dalam hal ini yang disebut ulama, sebab
ada hadis lain yang mengatakan bahwa rasulullah itu wafat beliau seolah- olah
beliau berkata kepada para ulama, hai para ulama, aku meninggalkan kalian
semua, aku tidak tinggalkan emas, berlian, kepada kalian semua tapi aku
tinggalkan ilmu kepada kalian, kalian lah pewarisku, maka orang yang telah
mengambilnya berarti ia telah mengambil keuntungan yang banyak. Karena allah
akan mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, sehingga makin banyak ulama wafat
maka ilmu semakin banyak ditarik,sehinggga kalau bukan generasi muda kita yang
akan bangkit mempelajari ilmu itu, maka akan celakanya umat nantinya akibatnya
umat akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, yang akan memberikan
fatwa menyesatkan.
Begitu
Pentingnya Ilmu bagi diri sendiri dan orang lain, dan bagi perubahan dan
perkembangan masyarakat. Tanpa ilmu kita juga tidak akan mengetahui hukum-hukum
syariat yang wajib dilakukan oleh orang mukallaf tentang urusan Agama yang
meliputi Ibadah, Mualamalah, Ilmu tentang Allah dan sifat-sifatnya baik yang
wajib maupun yang mustahil baginya. Dari hadits dan ayat diatas dapat
disimpulkan bahwa menuntut itu wajib bagi setiap muslim, dan manfaatnya begitu
banyak baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain, lebih banyak lagi bagi
perubahan dan perkembangan dalam suatu masyarakat. Dan Allah pun akan
meninggikan derajat yang tinggi di dunia maupun di akhirat nanti bagi bagi
orang yang berilmudan mengamalkan serta mengajarnya kepada orang lain yang
belum mengetahui. Orang yang mengamalkan ilmu terus menerus maka Allah juga
akan menambah derajatnya di dunia dan akhirat. Ilmu sebagai suatu pengetahuan
yang diperoleh melalui cara-cara tertentu. Dengan adanya proses belajar
mengajar ini menimbulkan perkembangan dan sebagai tenaga pendorong perubahan
masyarakat. Oleh karena itu peran ilmu dalam kehidupan sangat utama. Orang yang
keluar dan berniat mencari ilmu, maka malaikat akan meltakkan sayap-sayapnya
sebagai rasa senang atas apa yang dilakukan orang tersebut, dan semua apa-apa
yang dilangit dan dibumi pun juga akan mendo’akannya, ikan di air pun ikut
mendo’akan.
III.
Kesimpulan
Orang
yang mempunyai ilmu agama yang mengamalkannya dan mengajarkannya orang lain
seperti tanah tanah subur yang menyerap air sehingga dapat memberikan manfaat
bagi dirinya dan memberi manfaaat bagi orang lain, dan Allah juga akan memudahkan
bagi orang-orang yang selama hidupnya hanya untuk mencari, dipermudahkan
baginya jalan menuju kesurga.
keutamaan
ilmu telah diibaratkan dengan keutamaan atau kelebihan Nabi yang diberikan
Allah kepadanya.
Allah
tidak pernah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mencari sesuatu kecuali
menuntut ilmu syari’at, yang berfungsi untuk menjelaskan apa-apa yang wajib
bagi seorang mukallaf.
Begitu
Pentingnya Ilmu bagi diri sendiri dan orang lain, dan bagi perubahan dan
perkembangan masyarakat. Tanpa ilmu kita juga tidak akan mengetahui hukum-hukum
syariat yang wajib dilakukan oleh orang mukallaf tentang urusan Agama yang
meliputi Ibadah, Mualamalah, Ilmu tentang Allah dan sifat-sifatnya baik yang
wajib maupun yang mustahil baginya.
Daftar Pustaka
Asajtani . Abi Daud Sulaiman bin As’as, Sunan Abi Daud, (Lebanon:
Dar Al-kitab Al-alamiyah, 1971)
Asqalani.
(Al). Ibnu Hajar, Fathul Baari Syarah (Jakarta
: Pustaka Azzam : 2002) Jilid 5. Hal 263.
Ibnu
Majah. (Sunan), Kitab al-ilmi,
Bab Keutamaan Ulama’ dan anjuran mencari ilmu (Bentuk-bentuk Dar Al Fikri 2001)
Rahardjo . Dawam, Ensiklopedi
Al-qur’an (Jakarta : Paramida 1996)
[1]
Hadits Riwayat Sunan Ibnu
Majah, Kitab al-ilmi, Bab
Keutamaan Ulama’ dan anjuran mencari ilmu (Bentuk-bentuk
Dar Al Fikri 2001). Jilid 1, hal 183.
[2] Dawam Rahardjo, SE, Ensiklopedi
Al-qur’an (Jakarta : Paramida 1996) hal 530.
[4] Abi
Daud Sulaiman bin As’as Asajtani, Sunan Abi Daud, (Lebanon: Dar Al-kitab
Al-alamiyah, 1971). 3: 183-184
Borgata Hotel Casino & Spa - JTR Hub
BalasHapusLocated in Atlantic 1xbet app City, Borgata Hotel Casino ventureberg.com/ & septcasino.com Spa offers 바카라 사이트 the finest in amenities and entertainment. 출장안마 It also provides a seasonal outdoor swimming