TEKS BERJALAN KE KIRI

Pages

Minggu, 22 Februari 2015

Problematika Penelitan Filologi



Problematika Penelitan Filologi
Nama : Hasnan Adip Avivi
Kelas : B
Tinjuan dari Persepektif Edisi Teks dan Kajian Hadits
Istilah filologi sudh di pakai oleh para ahli di daerah Alexandria (Baried, 1938: 1-2). Sejak sekitar abad ke-3 S.M. Dikatakan bahwa kegiatan mereka adalah berusaha mengkaji teks-teks lama yang berasal dari bahasa yunani. Pengkajian mereka terhadap teks-teks tersebut bertujuan yang asli untuk mengetahui pengarangnya dangan jalan menyisihkan kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya. Dengan usaha mencari perbedaan yang terdapat di dalam teks.
Di sini seorang penyuting teks secara fililogis itu ibarat seorang dokter ahli radiologi yang melakulan pemeriksaan terhadap pasien di suatu laboratorium, hasil pemeriksaan tadi dapat menjadi data yang berharga bagi dokter ahli yang lain. Di sebuah instituti keagamaan sering di jumpai suatu penelitian yang bersumber pada naskah lama.
Edisi Teks dan Kritik Teks
Edisi Teks  atau sering dikenal dengan istilah suntingan teks adalah (upaya) menyusun suatu teks secara utuh setelah dilakukan pemurnian teks ke dalam suatu bahasa. Pengertian  dari  pemurnian teks sendiri adalah upaya untuk menentukan salah satu teks yeng akan dipakai sebagai dasar translitasi naskah berdasarkan penelitian teks dengan suatu kritik teks. Adapun metode kritik teks meliputi perbandingan naskah untuk mengelompokan varian-varian yang ada dan merekonstruksi garis penurunan naskah (memilih suatu naskah untuk di translitasi).
Adapun langkah awal dari suatu penelitian teks adalah menginventarisasi naskah, yang langkah kerja ini dilaksanakan dengan juga membuat deskripsi naskah dan aparat kritik. adapun intventarisasi naskah dapat dilakukan setelah diketahui sejumlah naskah yang dimaksut dari suatu katalog naskah. Upaya memperoleh naskah kecuali dapat dilkukan dengan peruntutan ke dalam naskah katalogus naskah, dapat juga ke suatu badan atau perorangan yang diketahui memiliki naskah tersebut.
Pengembangan Penelitian Filoligi
Dalam penylengaraan pembahasan di tingkat intrnasional, disiplin ilmu filologi sering dikaitkan dengan bidang sastra, atau dengan kata lain pembahasan itu tidak begitu mempermasalahkan perbedaaan antara kajian filologi dengan kajian sastra, dan kajian bidang filologi sering dimasukan ke dalam kajian bidang sastra. Karena kajian yang bersifat filologis dengan melalui suatu edisi kritis dapat dikembangkan ke dalam bentuk kajian yang lain dengan mengunakan metode literer. Hal ini dapat dipahami setelah diketahui terlebih dahulu mengenai ruang lingkup pengembangan penelitian filologi. Dengan begitu para ahli filologi terbuka peluang untuk memahami ilmu lain yang relevan.
Edisi Teks dan Kajiaan Teks
Unsur-unsur penelitian filologi yang paling penting yaitu meliputi pendahuluan, deskripsi naskah, penjelasan: kandungan teks dan simpulan atau saran. Adapun unsur metodologi merupakan bagian yang memunginkan dikembangkan penelitian filologi dengasaann berbagai disiplin ilmu, dapat berupa bidang kebhasaan, kesusastraan, serta dengan ilmu yang lain.
Kajian terhadap teks terbuka kemungkinan untuk mempergunakan berbagai pendekatan literer, kebahasaan, dan pendekatan multidisipliner. yang dapat di pakai (disesuaikan dengan keadaan, bentuk dan isi teks), adalah pendekatan struktural, mimitik, pragmatik, ekspresif, reseptif, fungsional, intertektual, semiotik, dekonstruktif, hermenetik. Dapat pula dilakukan dengan gabungan antara pendekatan literer dan kebahasaan. Misal: fungsi poetik bahasa Roman jakobson, lapis-lapis makna Roman ingarden, dan berbagai pendekatan semiotik.
Teks, Pembaca, dan Interaksi Antar Kadua
Penelitian filologi tidak cukup jika si peneliti hanya berbekal ilmu filologi saja, karena jika teks telah di garap secara filologis, teks itu perlu dicari manfaatnya, manfaat suatu teks dpat diketahui setelah teks itu dapat dipahami isinya. Sedangkan untuk memahami isi suatu teks, tidaklah cukup hanya mengkaji secara trinsik makna teks, apalagi jika teks itu berupa teks sastra. Apa yang membedakan bahasa pada karya sastra dengan bahasa dalam komunikasi adalah “kualitas yang dibangunya”.
Fungsi Pembaca Teksdu
Menurut Wilfgang iser (1980: ix), teks sastra akan menghasilkan sebuah tangapan apabila teks itu dibaca,  dalam hal ini, pembaca terhadap teks menjdi suatu yang amat penting. Efek-efek dan tangapan-tangapan bukanlah milik teks maupun pembaca, tetapi teks mempresentasikan sebuah efek potensial yang terealisasikan dalam proses pembacaan.
Katagori Pembaca Teks
Iser dalam bukunya yang berjudul The Art of Reading, pada bagian yang kedua, mengutip Northrop Frey yang mengatakan bahwa “telah dikatakan oleh Jackob Boehemer dari Jerman bahwa bukunya seperti sebuah kapal pesiar: pengarang membawa kata-kata, dan pembaca membawa makna”. Pernyataan itu diamaksutkan oleh Boehemer hanya untuk sindiran, tetapi sebenarnya itu merupakan gambaran yang tepat tentang semua karya sastra. Setiap usaha untuk memahami sifat yang benar untuk memahami sifat yang benar tentang pengarang dan pembaca memunculkan pertanyaan di dan ke manakah pembaca mengacu? Menurut Iser akan muncul beberapa tipe bembaca yang berlainan ketika kritik saran membuat pertanyaan tentang efek-efek karya sastra yang memberikan tangapan-tangapan terhadapnya. Dalam hal ini muncul dua tipe pembaca:
a.  The Real Reader (pembaca yang sebenarnya)
Pembaca jenis ini muncul dalam pengkajian sejarah tangapan-tangapan, yakni ketika perhatian study sastra dipusatkan pada cara karya sastra yang diterima oleh masyarakat pembaca khusus.
b. Hypothecical Reader (pembaca hipotesis)
Pembaca jenis ini berada di atas semua kemungkinan aktualisasi reks yang telah di perhitungkan. Jenis pembaca hipotesis isi dibagi menjadi dua yaitu pembaca ideal dan pembaca kontemporer



0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com