TEKS BERJALAN KE KIRI

Pages

Minggu, 11 Januari 2015

Takhrij Hadits Arba’in Nawawi No 8



 Takhrij Hadits Arba’in Nawawi No 8
Oleh : Hasnan Adip Avivi
I.     Pendahuluan
Puji syukur kami kepada allah yang memberikan kehidupan dan peluang buat kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah singkat ini tepat pada waktunya,shalawat salam buat nabi sekalian alam yakini Muhammad SAW yang telah mengajarkan islam untuk keselematan untuk setiap insan
Baiklah, Buat para mahasiswa sekalian karena saat ini kita sudah disuguhkan dengan kajian ilmu Hadits maka kami sedikit mengutarakan sedikit perihal isi makalah kami ini yang semoga ada manfaatnya buat kita, dan apabila ada kesalahan baik dalam penulisan atau lainnya terlebih dahulu kami pemakalah mengucapkan ribuan mohon maaf yang setulusnya.
Ilmu tarjih adalah bagian dari cabang ilmu Hadits sendiri yang berbicara tentang “ menguatkan “ baik itu menguatkan nash, hadits, ijma’, qiyas, maupun yang lainnya agar tidak ada kelemahan dalam pengamalan hukum yang dikeluarkan oleh berbagai metode tadi, sehingga tidak lagi ada keraguan bagi pengamalnya, namun untuk mencapai kesemuaan diatas kita juga perlu melihat bagaimana kriteria yang dibuat ulama terdahulu suapaya kita dapat melaksanakannya dan mengeluarkan hukum dari setiap permasalahan yang ada dihadapan kita
Mungkin demikianlah sekedar pendahuluan dari kami semoga kita dapat membahas makalah ini dengan sukses, lebih dan kurang kami mohon maaf serta kami berharap adanya kritik dan saran dari para peserta yang bersifat membangun dan menambah kajian keilmuan kita khusus dibidang mata kuliyah ini,
II. Takhrij Hadits Arba’in Nawawi
A.  Ar’bain Nawawi
a.    Hadits
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ [رواه البخاري ومسلم ]
                       
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah  (Riwayat Bukhori dan Muslim).[1]
a.    Asbbul Wurud
Hadits ini dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk diantaranya mereka yang menolak membayar zakat. Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…seperti hadits diatas”. Maka berkatalah Abu Bakar: “Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”,  hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.[2]
b.    Makna Mufrodat
أُمِرْتُ   Aku diperintahkan :                     أُقَاتِلَ (Aku)diperintahkan :
عَصَمُوا Mereka Terlindung :                    دِمَاءُ, Bentuk jamak : دم (Darah)
B.  Sahih Muslim
Di sini saya akan mengunakan tahrij sanat yang mempunyai redaksi sama pada hadits di atas yang di riwayatkan oleh Sahih Muslim :



a.    Hadits
حدثنا أبو غسان المسمعى مالك بن عبد الواحد حدثنا عبد الملك بن الصباح عن شعبة عن واقد بن محمد بن زيد بن عبد الله بن عمر عن أبيه عن عبد الله بن عمر قال قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- « أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة فإذا فعلوا عصموا منى دماءهم وأموالهم إلا بحقها وحسابهم على الله » ( رواه مسلم )

Diriwayatkan dari Abu Ghusan al-Masma’i Maliki bin Wahid diriwayatkan dari Abdul Malik bin As-Subhi dari Su’bah Dari Waqid bin Muhammad bin yazid bin Abdullah bin Umar Dari Abihi Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma. Sesungguhnya Rasulullah bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah  (Riwayat Bukhori dan Muslim).[3]
b.    Rawi Hadits
1.    Abdullah bin Umar
Abdullah bin Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui, (Abu Abdurahman al-Maliki al-Madani). Beliau adalah rawi Hadits dari kalangan sahabat, beliau meningal pada tahun 73 Hijriyah.[4]
2.    Muhammad bin yazid bin Abdullah
Muhammad bin yazid bin Abdullah bin Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui al-‘amri al-Madani, (walid Umar bin Muhammad bin Yazid), Beliau adalah tabi’in dari golongan pertengahan, diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam Bukhari, imam Muslim dan Abi Dawud, beliau adalah orang yang tsiqah, Beliau juga mempunyai guru yaitu Abdullah bin Zubair bin ‘umi dan Abdullah bin Abbas.[5]
3.    Waqid bin Muhammad bin yazid bin Abdullah
Waqid bin Muhammad bin yazid bin Abdullah bin Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui al-‘amri al-Madani. (Walid ‘usman bin Waqid), beliau hidup semasa dengan tabi’in junior, diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam Bukhari, imam Muslim dan Abi Dawud, Beliau adalah orang tsiqoh, Beliau juga mempunyai guru yaitu Sufyan bin Salim dan Abdullah bin Maliki.[6]
4.    Su’bah
Su’bah bin Hajaj bin Warid al-‘ataki[7], Beliau adalah termasuk dari seniornya pengikut tabi’in, diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam Bukhari, imam Muslim dan Abi Dawud, Beliau meningal pada tahun160 hijriyah di Basrah, Beliau adalah orang yang tsiqoh, hafid, mutaqin, diantara guru beliau yaitu Aban bin ta’lib, ibrohin bin umar bin Mas’ud al-Jamahi dan adapun yang lainya.[8]
5.    Abdul Malik bin Subah
Abdul Malik bin Subah al-Musama’i (Abu Muhammad as-son’ani al-Basari), Beliau meningal pata tahun 200 hijriyah teptnya di kota basrah, diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam Bukhari, imam Muslim dan Ibnu Majah, Beliau adalah orang yang jujur, Beliau juga mempunyai guru yaitu Su’bah bin Hajaj, Abdullah bin ‘aun dan yang lainya.[9]
6.    Abu Ghusan al-Masma’i Malik
Malik bin Adbul Wahid, Abu Ghusan al-Masma’i, al-Basri, Beliau adalah murid senion dari pengikut tabi’in, beliau meningal pada tahun 230 hijriyah. diantara orang-orang yang meriwayatkan dari beliau antara lain imam Muslim dan Abi Dawud, Beliau juga mempunyai guru yang bernama Wahab bin Hariri bin Hayim, Muhammad bin Abi ‘adi dan yang lainya.[10]
c. Faedah Hadits
1. Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar zakat.
3. Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum muslimin.
4. Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5. Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.
6. Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.[11]
III. Kesimpulan
Hadits di atas menerangkan tentang perintah memerangi manusia yang tidak melaksanakan shalat dan mengeluarkan zakat.
Hadits ini dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, pada saat sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir.
Rowi ‘ala di atas yang diriwayatkan oleh imam muslim yaitu Abdullah bin Umar bin Khatab al-Quraisy al-‘adui, (Abu Abdurahman al-Maliki al-Madani).
Adapun faidah dari hadits di atas yaitu antara lain Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya, Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah


Daftar Pustaka
Maktabah Syamilah
Muzi (al), Yusuf bin Zaki Abdurahman Abu Hajaj, Tahdibu al-kamal,  musasatu al-risalah, Bairut, 1980-1400.
Naisaburi  (al). Abu Hassan Muslim bin Hajaj bin Muslim al-Qasairi , al-Jami’u Sahih al-Musama Sahih Muslim,  Dar al-jaili, Bairut, tth.
Stafi’ (as). Ahmad bin ‘ali bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani, Taqribu al-Tahdib, Darul fiker, Bairut, 1984-1404.
‘Ied  Ibnu Daqiqil, Syahrul Arba’ina Haditsn An-Nawawiyah, Media Hidayah Yogyakarta, tth, ttp



[1] Maktabah Syamilah. Juz 1 hal 26
[2]Ibnu Daqiqil ‘Ied, Syahrul Arba’ina Haditsn An-Nawawiyah, (Media Hidayah Yogyakarta, tth, ttp). hal 16
[3]Abu Hassan Muslim bin Hajaj bin Muslim al-Qasairi al-Naisaburi, al-Jami’u Sahih al-Musama Sahih Muslim, (Dar al-jaili, Bairut, tth). Juz 1, hal 39
[4] Ahmad bin ‘ali bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib, (Darul fiker, Bairut, 1984-1404). Juz 9 hal 159
[5] Ahmad bin ‘ali bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib. Juz 6 hal 356
[6] Yusuf bin ZakiAbdurahman Abu Hajaj al-muzi, Tahdibu al-kamal, (musasatu al-risalah, Bairut, 1980-1400). Juz 3, hal 414
[7] Dia adalah bubak yang dimerdekakan oleh Zazid bin Mahalib
[8] Yusuf bin ZakiAbdurahman Abu Hajaj al-muzi, Tahdibu al-kamal. Juz 4, hal 297
[9] Ahmad bin ‘ali bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib. Juz 18, hal 331
[10] Ahmad bin ‘ali bin Hajar Abu fadhol al-‘askolani as-Stafi’, Taqribu al-Tahdib. Juz 20, hal 247
[11] Yusuf bin ZakiAbdurahman Abu Hajaj al-muzi, Tahdibu al-kamal. Juz 20 Hal 356

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com