TEKS BERJALAN KE KIRI

Pages

Senin, 12 Oktober 2015

Matahari Dalam Perspektif al-Qur’an Dan Sains

Matahari Dalam Perspektif

al-Qur’an Dan Sains
Oleh:
Hasnan Adip Avivi,
I.    Pendahuluan
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tak berbilang sehingga penulis selalu dapat mengambil pelajaran dari semua ciptaan-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad Ṣalla Allah ‘Alaihy wa Sallam yang telah menerima mu’jizat terbesar di jagat raya yang  dapat dipakai sebagai rujukan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tak akan habis dimakan zaman, yaitu al-Qur’an al-Karim.
Allah telah menciptakan alam semesta dengan luar biasa. Al-Qur’an merupakan dasar pertama dan utama yang berisi informasi dan petunjuk yang mengarahkan manusia ke pemahaman yang benar termasuk di dalamnya pemahaman tentang pergerakan Matahari, dan juga matahari menjadi sumber acuan iklim, pergantian tahun, dsb.
Penulisan ini tujuan untuk mengetahui tentang matahari dan juga pergerakanya  menurut al-Qur’an dan juga ilmu sains.
Penulis juga berharap ada kritik dan saran dari dosen pengajar dan juga para teman-teman semua.
II  Matahari Dan Penjelasanya Dalam al-Qur’an Dan Sains
A. Pengertian Matahari
Matahari dalam Bahasa Arab adalah الشمس. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matahari diartikan sebagai suatu benda angkasa yang menjadi pusat tata surya yang berisi gas dan mendatangkan terang dan panas pada bumi saat siang hari.[1] Matahari  sebagai pusat tata surya, Matahari juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa Matahari adalah pusat peredaran tata surya pada abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan namaheliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemeus.
Bentuk dari matahari itu sendiri bulat dan terdiri dari plasma panas bercampurmedan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi).[2]
Adapun ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan penjelasan diatas yaitu:
1.   Surat al-Furqān ayat 61.
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا [٢٥:٦١][3]
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

2.   Surat ash-Shams ayat 1-2.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا [١] وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا [٢][4]
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. dan bulan apabila mengiringinya

Beberapa ayat di atas memunculkan jawaban bahwa pengertian yang sifatnya sain di atas adalah benar yang sudah tercantum di dalam al-Qur’an.
dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari adalah suatu benda yang berada di angkasa yang menjadi pusat dari tata surya dan bias menghasilkan panas. Pengertian ini selaras dengan ayat-ayat al-Qur’an diatas.
B. Ayat al-Qur’an Tentang Matahari Dan Penjelasanya
1. Peredaran Matahari dan Bumi
Dalam teori peredaran ini banya pendapat yang mengatakan bahwa bumi itu mengelilingi matahari dan ada banyak juga yang berpendapat bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. Dalam pembahasan tersebut kami mengambil ayat al-Qur’an yang mengatakan bahwa mataharilah yang mengitari bumi. Dalam  surat yāsin ayat 38:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ [٣٦:٣٨]
dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ø Penjelasan
Dalam ayat diatas menunjukkan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. Dalam tafsir kemenag ayat diatas ditafsirkan bahwa matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi berada berada di depannya dan juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari. Pendapat ini berasal dari ilmu falak.[5]
Kata تَجْرِي merupakan fi’il muḍāri’, yang artinya pergi, berjalan, beredar, atau mengalir. Karena disini subjeknya adalah matahari, maka maknanya yang tepat adalah beredar, dalam arti bahwa matahari itu beredar menuju tempat pemberhatiannya. Matahari yang merupakan sebuah bintang yang besar yang bertetangga dengan planet bumi tidaklah berdiam saja di suatu tempat melainkan bergerak dan beredar pada garis edarnya.[6]
tempat peredaran matahari, dibawah ‘Arsh dekat kearah bumi dari sisi tersebut. Dimanapun berada matahari dan seluruh mahluk berada dibawah ‘Arsh. Terjadi penambahan yaitu tempat berdiamnya matahari. dari penjelasan di atas.[7]
2.   Pergantian Siang Dan Malam
Dalam masalah ini sering terjadi kesalah fahaman tentang terjadinya pergantian siang dan malam. Seperti pada surat Fuṣṣilat ayat 37,
وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.

Ø Penjelasan
Diantara tanda-tanda kebesaran Allah ialah adanya malam sebagai waktu istirahat, siang untuk bekerja dan berusaha, matahari yang memancarkan sinarnya dan bulan yang bercahaya. Allah juga yang mengatur jalannya planet-planet pada garis edarnya, sehingga dapat diketahui perhitungan tahun, bulan, hari, dan waktu.[8] Ini menunjukkan bahwa Allah lah yang hanya bisa berkuasa di alam semesta ini dengan bukti dijadikannya malam dan siang, dijalankan planet-planet dengan teratur, dan lain-lain.
Setelah Allah menerangkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, Allah kemudian memperingatkan hamba-hambanya agar jangan sekali-kali bersujud kepada tanda-tanda kebesarannya.[9]
Allah lah penguasa alam semesta ini, matahari dijadikan bercahaya dan bersinar, bulan dijadikan bercahaya, dijadikannya malam dan siang yang silih berganti saling berganti tanpa lelah, dan sebagainya. Setelah itu juga Ibnu kathīr melanjutkan penafsirannya tentang ayat diatas yaitu larangan berbuat syirik kepada Allah dengan menyekutukan-Nya dengan menyembah ciptaan-ciptaannya, karena itu tidak ada manfaatnya.[10]
C. Dampak Positif Dan Negativ Energi Matahari
1.   Dampak Positiv
Ø Fotosintesis
Fotsintetis sangat di butuhkan untuk Tumbuhan. Apabila  tumbuhan tersebut tidak mendapatkan sinar matahari maka akan menjadi pucat dan lemas, meskipun cukup mendapat panas. fotosintesis terjadi didaun hijau. Disini terjadi pembentukan gula dari air dan gas asam arang. Terkenal dengan nama asimilasi zat karbon.
Ø  Dapat menghasilkan vitamin D.
2.   Dampak Negativ
Bahaya Sinar Uv Padakulit Dan Mata
Sinar UV juga bisa membuat kulit tidak mulus karena menebal atau menipis. Bisa juga muncul benjolan-benjolan kecil yang ukurannya bervariasi.
Radiasi sinar UV pada mata akan menyebabkan terjadianya reaksi oksidasi pada lensa mata yang akan menimbulkan kekeruhan pada lensa sehingga timbullah penyakit katarak penyakit yang disebut katarak.
III Kesimpulan
Matahari diartikan sebagai suatu benda angkasa yang menjadi pusat tata surya yang berisi gas dan mendatangkan terang dan panas pada bumi saat siang hari. Bentuk dari matahari itu sendiri bulat dan terdiri dari plasma panas bercampurmedan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi
matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi berada berada di depannya dan juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari.
tanda-tanda kebesaran Allah ialah adanya malam sebagai waktu istirahat, siang untuk bekerja dan berusaha, matahari yang memancarkan sinarnya dan bulan yang bercahaya. Allah juga yang mengatur jalannya planet-planet pada garis edarnya, sehingga dapat diketahui perhitungan tahun, bulan, hari, dan waktu. Ini menunjukkan bahwa Allah lah yang hanya bisa berkuasa di alam semesta ini dengan bukti dijadikannya malam dan siang,
Adapun efek positiv yang ditimbulkan dari sinar matahari yaitu. Fotosintesis, Dapat menghasilkan vitamin D dan dampak negativnya yaitu, Bahaya Sinar Uv Padakulit Dan Mata.



Daftar Pustaka
Al-Qur’an
Damashqiy (al). Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr , Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm, terj. M. Abdul Ghaffar, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004)
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya,  (Jakarta: Kementerian Agama, 2010)




[1] Lihat di KBBI.
[3] Al-Qur’an, 25: 61.
[4] Al-Qur’an, 91: 1-2.
[5] Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementerian Agama, 2010), 8/226.
[6]. Ibid,,8/224.
[7] Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm, terj. M. Abdul Ghaffar, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004), 6/646.
[8] Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementerian Agama, 2010), 8/624
[9].Ibid, 8/625.
[10] Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm.7/24.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com