TEKS BERJALAN KE KIRI

Pages

Rabu, 05 November 2014

Pengaruh Budaya Barat Di Era Globalisasi



Pengaruh Budaya Barat Di Era Globalisasi

 

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
 Pengantar Oksidentalisme

 
Dosen Pengampu:
Najib Bukhori, Lc M.Th.I










oleh:
Hasnan Adip Avivi
 

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL ANWAR
SARANG REMBANG
2014




I. Pendahuluan
Di Era Globalisasi ini kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak serta internet yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut bersifat negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma kita dan ditonton serta ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat. Kebudayan-kebudayaan barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis. Globalisasi menyentuh hampir seluruh aspek penting kehidupan, menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dan dipecahkan dalam upaya memanfaatkan efek globalisasi itu sendiri guna untuk kepentingan kehidupan. Untuk itu perlu adanya analisis dan tindakan pencegahan bahkan pembatasan agar dapat menyaring masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia terutama yang tak sesuai dengan budaya ketimuran dan yang membawa dampak negative.
II. Pengaruh Budaya Barat di Era Globalisasi
A.  Pengertian budaya
Budaya adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifatnyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.[1]
B. Media apa sajakah yang berperan dalam masuknya budaya Barat
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yang juga ikut andil dalam meyebarluaskan budaya asing khususnya pengaruh buruk bagi budaya bangsa  diantaranya:
a. Televisi
Berbagai acara maupun film yang disuguhkan oleh stasiun televisi swasta khususnya yang mengadaptasi acara channel luar negeri tak jarang mengandung nilai-nilai kekerasan maupun pornografi.
b. Internet
Seiring perkembangan zaman. dewasa kini internet bukanlah barang mewah lagi,Semua kalangan, usia, dan jenis kelamin menjadi satu dalam urusan minat penggunaan internet. Internet sebagai penyedia data, komunikasi, hiburan dan pengetahuan memang sangat penting manfaatnya, namun jika sudah menyangkut dalam hal Hak Asasi, semua orang sepertinya merasa benar jika mengakses, mengunggah bahkan menyebarluaskan suatu file, data ataupun situs yang mengandung unsur sara, pornografi maupun kekerasan.
c. Turis asing dan pedagang (mancanegara)
Sebagai negara yang mempunyai potensi wisata alam serta hasil bumi yang melimpah, Indonesia tentunya menjadi surga bagi penikmat wisata dan sasaran dari pedagang Internasional. Tak jarang diantara mereka yang menetap cukup lama bahkan tinggal di Indonesia serta memberikan kontribusi budaya dari hal terkecil seperti pola hidup dan keyakinan.
d. WNI yang bekerja, menepuh study dan berlibur di luar negeri.
Banyaknya pelajar, tenaga kerja Indonesia baik yang di kantor pemerintahan maupun swasta serta para pelancong yang berada di luar negeri tak jarang mereka pulang membawa budaya (keseharian) mereka selama di luar negeri dan tanpa disadari ikut merubah tatanan nilai-nilai budaya dalam negeri.[2]
C. Pengaruh budaya Barat terhadap remaja disuatu Negara
Seperti yang kita ketahui bahwa para remaja sifatnya terbuka terhadap informasi yang datang dari luar, dan mereka juga suka meniru. Sehingga mereka merubah gaya hidup mereka yang metropolis, dimana mereka terbiasa dengan kehidupan malam, pergaulan bebas, narkotika dsb. Secara otomatis, hal itu dapat menghilangkan norma kesopanan dalam diri remaja yang seharusnya ada pada mereka sebagai ciri khas masyarakat yang berbudi pekerti. Yang lebih parahnya lagi, gaya hidup seks bebas yang sepertinya sudah lazim dikalangan para remaja. Awalnya, mereka hanya menonton film porno yang didapat dari internet, kemudian timbul rasa mereka ingin mencoba hal itu dan akhirnya terjadi berbagai kemungkinan yang berbahaya.[3]

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya budaya Barat
a. Kurangnya Penjagaan yang ketat
Sepertinya kurang adanya badan seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk suatu Negara. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno yang didatangkan dari Negara Barat.
b. Gaya hidup yang berkiblat pada barat
Saat ini banyak Negara  yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini, ataupun kumpul kebo. Istilah ini digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan. Di berbagai Negara gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
c. Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah dapat mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.[4]

E. Masuknya gaya hidup budaya Barat ke dalam masyarakat di Era Globlasisasi
 Masuknya unsur-unsur asing yang diadopsi oleh masyarakat disuatu negara dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup, gaya hidup, sikap, dan dan pikiran, hal ini merupakan salah satu akibat dari adanya keterbukaan dan hubungan dengan bangsa lain. Adanya globalisasi dan komunikasi yang semakin terbuka, hubungan antar bangsa semakin mudah selain berdampak positif juga berdampak negatif. Dimana nilai-nilai sosial budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita ikut masuk dalam kebudayaan bangsa, akibatnya akan mempengaruhi pola pikir, sikap hidup, dan perbuatan kita. Sejalan dengan itu, nilai-nilai sosial budaya yang belum sesuai dengan nilai budaya suatu bangsa  juga dapat ikut diserap.
A. EGOISME (yaitu hanya mementingkan diri sendiri)
B. MATERIALISME  (yaitu pandangan yang mengutamakan materi)
C. SEKULARISME (yaitu paham yang mengajarkan bahwa moralitas  tidak perlu diajarkan pada ajaran agama)
D. EKSTRIMISME (yaitu pikiran atau pandangan yang melampaui batas kebiasaan atau norma-norma)
E. CHAUVIMISME (yaitu paham yang mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa orang lain)
F. ELITISME (yaitu pikiran atau pandangan dari seseorang yang merasa dirinya merupakan orang atau sekelompok orang yang terpandang atau sederajat tinggi hingga orang lain dianggap rendah)
G. DISKRIMINATIF (yaitu sifat yang suka membeda-bedakan orang dengan orang lain)
H. KONSUMTIF (sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang tidak menghasilkan manfaat)
I.GLAMORISTIK (yaitu suatu sikap atau gaya hidup yang bermewah-mewahan).[5]



F. Tindakan yang diperlukan untuk menyaring budaya Barat
Berbicara tentang tindakan tentu kita langsung berfikir akan langkah/aksi dalam menyikapi keadaan yang sudah menjadi realita tersebut. ternyata kita juga perlu melakukan filterisasi terhadap budaya Barat :
a. Pembekalan  moral dan nilai-nilai religius sejak dini
b. Mengenalkan, mengajarkan dan senantiasa memelihara rasa nasionalisme mulai dari hal-hal terkecil yaitu membiasakan memakai produk dalam negeri, mengembangkan minat dalam mempertahankan kesenian daerah dan sebagainya.
c. Filterisasi diri dalam menyeleksi budaya yang dianggap menyimpang dari susila kapan saja dan dimana saja kita berada.
d. Pengawasan dini terhadap pengaksesan situs internet, acara televisi dan pergaulan terutama bagi yang masih dibawah umur.
III. Kesimpulan
Budaya adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan. Misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
ada beberapa faktor yang juga ikut andil dalam meyebarluaskan budaya asing khususnya pengaruh buruk bagi budaya bangsa.
Masuknya unsur-unsur asing yang diadopsi oleh masyarakat disuatu negara dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup, gaya hidup, sikap, dan dan pikiran.
ternyata kita juga perlu melakukan filterisasi terhadap budaya Barat salah satunya yaitu Pembekalan  moral dan nilai-nilai religius sejak dini







Daftar Pustaka
Mubarak, Achmad. Nasionalis Religius Jati Diri Bangsa Indonesia,(Jatiwaringin: PT.Bina Rena  Pariwara 2004).
Niniek, Sri Wahyuni. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact. 2007



[1] Sri Wahyuni, Niniek, Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact. 2007

[2]Achmad  Mubarak. Nasionalis Religius Jati Diri Bangsa Indonesia,(Jatiwaringin: PT.Bina Rena Pariwara 2004).

 

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com